SIMALUNGUN, JBP - Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap program
pemberantasan narkoba Presiden Prabowo Subianto, Satuan Narkoba Polres
Simalungun berhasil membongkar jaringan narkoba internasional asal Kota
Medan dengan total penyitaan sabu sebanyak 20,38 gram dan ganja 3,17
gram.(8/9/2025).
Keberhasilan
operasi yang melibatkan penangkapan enam pelaku dalam periode berbeda
ini menunjukkan komitmen Polri dalam mendukung visi pemerintah untuk
menciptakan Indonesia yang bebas dari ancaman narkoba.
Kasat
Narkoba Polres Simalungun AKP Henry Salamat Sirait, S.IP., S.H., M.H.,
saat dikonfirmasi pada Minggu (7/9/2025) sekira pukul 12.20 WIB,
menegaskan bahwa operasi ini merupakan implementasi nyata dari arahan
Presiden Prabowo dalam memberantas narkoba.
"Kami
di Sat Narkoba Polres Simalungun berkomitmen penuh mendukung program
Presiden Prabowo dalam pemberantasan narkoba. Pembongkaran jaringan asal
Medan dengan total sita sabu 20,38 gram ini adalah bukti nyata dedikasi
kami," ujar AKP Henry dengan penuh keyakinan.
Program
pemberantasan narkoba yang digagas Presiden Prabowo mendapat respons
positif dari jajaran Polri di daerah, termasuk Polres Simalungun. AKP
Henry menjelaskan bahwa visi presiden untuk menciptakan generasi muda
yang bebas dari narkoba menjadi motivasi utama dalam setiap operasi yang
dilakukan.
"Presiden
Prabowo telah menekankan pentingnya pemberantasan narkoba sampai ke
akar-akarnya. Kami di tingkat daerah siap menjadi garda terdepan dalam
mewujudkan visi tersebut," ungkap AKP Henry menjelaskan sinkronisasi
program pusat dengan implementasi di lapangan.
Operasi
pembongkaran jaringan ini bermula dari informasi masyarakat tentang
aktivitas transaksi narkoba di Gang Kantar Kelurahan Sinaksak, Jalan H.
Ulakama Sinaga, Nagori Pamatang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten
Simalungun. Partisipasi aktif masyarakat ini sejalan dengan program
presiden yang mengajak seluruh lapisan masyarakat berperan dalam
pemberantasan narkoba.
"Dukungan
masyarakat dalam melaporkan aktivitas mencurigakan sangat sejalan
dengan semangat gotong royong yang diusung Presiden Prabowo. Tanpa
partisipasi masyarakat, sulit bagi kami mengungkap jaringan yang
beroperasi sangat tertutup," jelas AKP Henry mengapresiasi sinergitas
masyarakat dan aparat.
"Penangkapan
pertama dilakukan pada Jumat (22/8/2025) sekira pukul 22.00 WIB
terhadap Walman Sugianto Siahaan (43 tahun), seorang wiraswasta asal
Pematang Siantar," sambungnya.
Dari penangkapan ini, petugas mengamankan 2,40 gram sabu beserta barang bukti pendukung lainnya.
"Penangkapan
Walman menjadi breakthrough dalam mengungkap jaringan yang lebih besar.
Ini menunjukkan bahwa pendekatan sistematis yang diarahkan pemerintah
pusat memberikan hasil yang signifikan," ucap AKP Henry menjelaskan
efektivitas strategi yang diterapkan.
"Pengembangan kasus mengarah pada dalang utama bernama Riko Sihotang alias "Pak YO" yang beroperasi dari Kota Medan," imbuhnya.
Pada
Minggu (24/8/2025) sekira pukul 20.00 WIB, bandar utama ini berhasil
diamankan bersama Hasrat Eric Manurung saat datang ke Simalungun untuk
mendistribusikan narkoba.
"Pak
YO memiliki jaringan distribusi lintas provinsi yang sangat mengancam
program pemerintah dalam menciptakan generasi bebas narkoba.
Penangkapannya merupakan pukulan berat bagi jaringan narkoba di wilayah
ini," ungkap AKP Henry menekankan dampak strategis penangkapan.
Dari
Pak YO, petugas mengamankan 17,98 gram sabu dalam lima paket, lengkap
dengan peralatan konsumsi dan dua unit handphone. Sementara dari Hasrat
Eric Manurung diamankan 3,17 gram ganja. Total barang bukti sabu dari
kedua penangkapan mencapai 20,38 gram.
"Jumlah
20,38 gram sabu yang berhasil kami sita menunjukkan skala distribusi
yang sangat membahayakan program pemerintah dalam melindungi generasi
muda. Setiap gram narkoba yang berhasil disita adalah kontribusi nyata
untuk masa depan bangsa," jelas AKP Henry menghubungkan capaian dengan
visi nasional.
AKP
Henry mengungkapkan bahwa operasi ini merupakan bagian dari serangkaian
penangkapan yang telah mengamankan enam pelaku, termasuk mantan PNS
Panggabean, Sukur, Marudut Siboro, dan Pak Anggara.
"Penangkapan
bertahap ini menunjukkan konsistensi kami dalam mendukung program
presiden, tidak peduli latar belakang pelaku," ucap AKP Henry.
Jaringan
yang dibongkar menunjukkan modus operasi yang sangat terorganisir,
dengan Pak YO sebagai koordinator utama yang melakukan perjalanan rutin
dari Medan untuk mendistribusikan narkoba.
"Setiap
kali satu anggota ditangkap, dia merekrut pengganti baru. Pola inilah
yang ingin kita putus untuk mendukung program pemerintah," jelas AKP
Henry.
"Dalam
pengakuannya, Pak YO menyatakan mendapat pasokan dari Rudi Hartono di
Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan," tambahnya.
Tim
masih melakukan pengembangan untuk menangkap sumber utama ini sebagai
bagian dari komitmen mengungkap jaringan sampai akar-akarnya.
Sebagai
tindak lanjut, seluruh tersangka akan menjalani proses hukum yang adil
dan transparan, sejalan dengan prinsip penegakan hukum yang ditekankan
pemerintahan Presiden Prabowo.
"Sat
Narkoba Polres Simalungun akan terus mendukung program Presiden Prabowo
dalam memberantas narkoba sampai tuntas. Setiap operasi yang kami
lakukan adalah kontribusi nyata untuk Indonesia yang bersih dari
narkoba," tutup AKP Henry, menegaskan komitmen berkelanjutan dalam
mendukung visi kepemimpinan nasional.
(Butet) JBP